Review Manhwa “The Unwelcome Guests of House Fildette” 

Cr. Daum

Review Manhwa “The Unwelcome Guests of House Fildette” 

Mungkin ada beberapa dari kamu yang suka membaca manhwa sebagai hobi. Namun dengan maraknya genre yang sudah umum di luar sana dan juga plot yang sudah bisa ditebak membuat kamu merasa bosan dan ingin mencari manhwa lainnya. 

Pernah ngalamin?

Salah satu yang ingin Saya rekomendasikan adalah manhwa yang berjudul “The Unwelcome Guest of House Fildette” 

Manhwa ini sangat berbeda dari berbagai manhwa yang marak ada dipasaran yang biasanya bergenre fantasy shoujo yang cukup ringan bagi para pembaca. Alasannya adalah karena plot manhwa ini cukup rumit, dalam, dan menguras emosi para pembacanya. 

Jujur, di awal – awal membaca manhwa ini Saya sering emosian karena drama yang terjadi. Bahkan seringkali berpikir untuk nge ’drop’ manhwa ini. 

Tapi apa daya, karena penasaran, Saya tetap lanjut baca manhwa ini deh.

Sejujurnya, Saya sudah membaca manhwa ini hingga chapter 79 di Daum Korea, tapi karena terkendala bahasa dan ketidak akuratan pengetahuan Saya dalam Bahasa Korea jadi Saya tidak akan mengulas hingga sana.  

Perlu di ingat ya, manhwa ini masih ongoing. 

Ada beberapa poin penting yang menjadi keunikan manhwa ini dari yang lain. 

Photo by Thomas Kelley on Unsplash

Genre 

Secara umum, manhwa ini mempunyai genre romance dan drama. Namun ini bukanlah tipikal romansa murni yang hanya sekedar menceritakan kisah cinta pemain utamanya. Manhwa ini menceritakan kisah yang cukup rumit dan dalam. Banyak drama yang terjadi di dalamnya yang bisa menguras emosi. 

Jadi, bagi kamu yang mau membaca manhwa ini, harus siapkan mentalmu dulu ya. 

Setting

Manhwa ini memiliki setting yang mirip dengan Kerajaan Inggris tahun 1930-1950 an atau abad 20. Bisa dibilang sudah modern ya. Kenapa Saya bisa menulis seperti ini? Itu karena:

#1 Masa perang

Salah satu karakter utama yaitu “Tuan Count” atau yang bernama “Benedict” adalah seorang bangsawab lulusan dari Royal Navy Academy. Di usianya yang masih muda, Dia pernah ikut perang sebagai bentuk tanggung jawabnya kepada negara. 

Hal yang Saya perhatikan dalam ilustrasi di manhwa nya adalah ada siluet kapal perang di dalam manhwa yang bentuknya mirip dengan kapal perang di Era Perang Dunia ke II (WW2). 

Namun, setting saat cerita berlangsung adalah masa setelah perang. Jadi hipotesis nya adalah setting-nya mengambil era saat atau sesudah perang dunia ke II, antara tahun 1920-1950 an. 

#2 Sudah ada mobil 

Selanjutnya adalah mobil. Tentu saja mobil yang ada di manhwa ini adalah mobil klasik yang eksis di masanya ya. Saya sendiri nggak begitu paham soal otomotif. Tapi kalau kamu baca manhwa nya, kamu mungkin akan mengerti bentuk mobil yang Saya maksud. 

#3 Pakaian

Hal yang Aku suka disini adalah dari segi kostum karakternya. Pakaian yang digunakan oleh “Nyonya Countess” yang bernama “Rania” memiliki desain modern vintage klasik ala tahun 1940 an. 

Desain pakaian putra dari pemeran utama pun juga memiliki style pakaian khas ‘tuan muda’ bangsawan di era itu. 

Kalau pakaian yang digunakan Benedict adalah pakaian khas bangsawan di era akhir abad 19 hingga abad 20. 

Jadi, desain pakaiannya bukan yang dress atau clothing di era medieval atau renaissance seperti manhwa isekai umumnya ya. Maka dari itu, manhwa ini dari segi pakaian pun seolah – olah membawa angin segar kepada kamu yang cepat bosan dengan dress mainstream rumit ala bangsawan pada abad pertengahan. 

Plot

Yang nggak kalah penting ketika membaca manhwa ini adalah alur ceritanya. Untuk sinopsis dari manhwa ini adalah seperti ini: 

“Ketika Keluarga Fildette kedatangan tamu tak diundang yang mengancam keharmonisan keluarga mereka.” 

Oke, mungkin kamu akan mengira kalau plot nya itu – itu aja yang bisa ditebak. Tapi kamu salah! 

Plot nya bukan se-simple itu ya, rasanya itu seperti ketika kamu menggali tanah dan menemukan batu, tapi kamu harus menggalinya lagi jika ingin tahu apakah ada sesuatu yang lain di balik batu itu.

Jadi alurnya itu bukan yang setelah plot twist masih ada plot twist lagi, bukan juga yang mudah ditebak mau dibawa kemana alurnya. Tapi cobalah melihat ke seluruh hutan, bukan pohonnya. Itu adalah ‘feeling’ yang Saya dapat saat membaca manhwa ini. 

Karakter

Kalau ini sih chef kiss. Karakternya sangat hidup seperti layaknya manusia yang berada di dunia nyata. Tidak seperti manhwa isekai lain yang karakternya seolah – olah terbagi atas hitam dan putih atau mudahnya ‘baik’ dan ‘jahat’. 

Seluruh karakter di manhwa ini tidak ada yang sempurna ya. Bahkan pemeran utamanya pun tidak sempurna. 

Mungkin saat membacanya kamu akan merasa tidak suka dengan pemeran utamanya. Siapa yang benar siapa yang salah? Semuanya punya kesalahan mereka masing – masing. 

Oke, kalau mau baca bagian ini hati – hati ya, ada sedikit spoiler. 

Count Benedict

#1 Benedict

Count Benedict pun tak luput dari kata tidak sempurna. Tampan dan kaya namun juga masa lalu yang buruk. 

Benedict yang hidupnya kesepian dengan keluarga yang broken home jatuh cinta dengan Laura yang merupakan tutor pribadinya di masa remaja. Laura, yang merupakan cinta pertama dari Benedict pun yang juga lah yang membuat nya hidup Benedict menjadi berantakan, terutama berkaitan dengan wanita.

Walaupun Benedict taubat setelah menikah dengan Rania, namun dengan apa yang dilakukan Benedict di masa lalu membuatnya di cap sebagai lelaki brengsek yang membuat Rania membenci Benedict. Masalah pun memuncak ketika Laura datang tiba – tiba dengan seorang anak lelaki yang sangat mirip dengan Benedict semasa muda. 

Well, Benedict adalah sosok Ayah yang baik, namun tidak sebagai pasangan. 

Tidak seperti sosok ML ideal yang selalu sempurna di luar sana kan? 

Countess Rania

#2 Rania

Countess Rania adalah wanita bangsawan yang menikah dengan Benedict. Dia juga memiliki paras yang sangat cantik dengan tubuh ramping. Walaupun tidak suka membaca buku dan tidak begitu cerdas dalam akademik, Rania cukup berani dengan apa yang dia anggap benar dan bukanlah sosok yang lemah.

Pernikahan tanpa cinta diantara keduanya membuat Rania harus bersabar. Semua berubah ketika Rania terbangun saat Benedict memanggil nama wanita lain di dalam tidurnya. “Laura.. Laura.”

Tidak hanya sekali, namun berkali – kali. 

Hingga akhirnya Rania yang sudah sangat marah, kesepian, dan lelah memutuskan untuk berselingkuh dengan saudara Benedict supaya Benedict mulai memperhatikan Rania. 

Sungguh twisted, tapi ya mau bagaimana lagi? Walaupun akhirnya Rania mengaku atas perselingkuhannya dan meminta maaf pada Benedict, dosa tetaplah dosa. Itulah kenapa Rania pun tidak sepenuhnya benar. 

Countess Rania pun bukanlah karakter yang Mary Sue, jadi kalau kamu sudah capek dan bosan dengan karakter utama yang ‘sempurna’ layaknya seorang ‘saintess’, maka cobalah baca manhwa ini.

Laura

#3 Laura 

Laura, wanita dengan penampilan biasa saja namun sangat cerdas dengan level intelegensi yang tinggi. Ahli politik dan manipulatif. Salah satu peran antagonis penting dalam cerita ini.

Laura adalah cinta pertama dari Benedict. Masalah dalam Keluarga Fildette mulai datang karena kehadiran Laura dengan anak laki – laki bernama Felix yang diakuinya sebagai anak haram dari Benedict. 

Coba saja baca manhwa ini, kamu pasti akan merasa geram dengan Laura dan juga anaknya. 

Saya pikirnya, dia ini adalah wanita yang mau naik kelas sosial saja dengan berusaha membuat anaknya diakui secara resmi sebagai anak dari Keluarga Fildette, tapi ternyata nggak se-simple itu lho. 

Perlu diingat bahwa Laura adalah sosok yang manipulatif dan cerdas. Kenapa wanita seperti ini ingin menjadi selir dari Benedict? Padahal dia bisa loh jadi politisi, pengacara, dan profesi lainnya dengan kecerdasan dan pribadinya yang observer. 

Laura adalah sosok yang memiliki karakter cukup rumit. Laura itu jahat dan itu tidak akan berubah kalau dia pernah berbuat kejahatan. Namun …

Kamu bisa bayangkan deh hidup di zaman itu,. Hidup sebagai wanita, rakyat biasa dan anak haram lagi, susahnya minta ampun. Kalau mau bertahan hidup, mau nggak mau kamu harus menghalalkan segala cara. 

Perbuatan Laura tidak bisa dimaafkan dan dia egois, tapi sebagai pembaca Saya juga merasa sedikit kasihan dengan sosok Laura, ya karena dia lahir di era dan tempat yang salah. 

Hayden

#4 Hayden

Dia adalah anak dari Benedict dan Rania. Anak bangsawan yang hidup layaknya dalam rumah kaca. Terlindungi dan dipenuhi dengan hal yang indah. Walaupun begitu Hayden adalah anak yang manis, baik hati, dan cerdas. 

Yang Saya suka dari Hayden adalah karakternya yang benar – benar mirip dengan kondisi realita anak dengan keluarga broken home. Dia selalu ceria di luar, namun sangat cemas dan insecure di dalam karena tahu jika orang tuanya tidak akur. 

Bayangkan kalau Hayden adalah kamu. Kamu itu layaknya jembatan yang menghubungkan Ayah dan Ibumu. Kamu yang paling berusaha keras agar keluargamu selalu harmonis. 

Hayden pun tak luput dari kata tidak sempurna juga. Hayden bisa dibilang karakter yang cukup naif, tapi bukan bodoh ya. 

Itu karena dia hidup dilindungi dari segala kejelekan diluar, hidup dengan kasih sayang orang tua, dan keluarga yang kaya. Ibaratnya seperti tanaman hias di dalam rumah kaca.

Sebagai anak bangsawan dia nggak tau kondisi rakyat dan kondisi di luar seperti apa. Jadi bisa dibilang naif, tapi eitss, namanya juga anak pasti belajar dari kesalahan kan. Hayden pun sedikit – sedikit belajar dari peristiwa yang dialaminya. 

Felix

#5 Felix

Kalau ini sih, Saya jawab no comment ya. 

Dia beneran pure evil alias psikopat. Jujur, Saya baca di scene-nya yang dia lagi bunuh kucing dan nusuk – nusuk boneka punya Hayden pakai pisau aja ngeri sendiri. 

Laura bahkan sampai takut sama sosok ini karena Laura pernah memergoki Felix di dua kejadian di atas. 

Siapa Felix sebenarnya masih belum tau. Dia bukan anak Benedict, terlebih Laura pun tidak tahu siapa identitas anak ini. 

Kenapa Felix bersama Laura? Karena Laura dipaksa sama ‘mastermind’ buat mengurus Felix dan akting menjadi ibunya Felix. 

Felix ini sosok antagonis yang full yandere dan masih banyak misteri dibalik identitasnya. 

Bisa jadi Felix juga punya ‘backstory’ nya sendiri.

#6 Mastermind

Identitasnya masih misterius. Hal yang kita semua tahu adalah dia ini ‘wali’ nya si Laura dan sosok yang punya dendam dengan Keluarga Fildette.

Saya punya hipotesis kalau dia adalah antagonis utama di cerita ini. Sosok yang punya banyak rencana, jika gagal pasti ada cadangannya. Terlebih dia melakukan trik kejahatannya selalu dengan hati – hati dan tanpa meninggalkan jejak. 

Untuk ukuran seorang antagonis, dia cukup unik karena susah untuk dilawan oleh protagonisnya. 

Siapa dia sebenarnya, lanjut terus baca manhwanya! 

***

Sebenarnya masih ada beberapa karakter lain, tapi dari segi volume kurang bisa dijelaskan secara detail karena memang hanya sebatas karakter pembantu. Waktu akan menjawab semuanya. 

Ingat, judul bahasa Inggrisnya pakai “Guests” artinya tamu nya banyak. Mungkin antagonis lainnya yang tidak kita duga akan datang di bagian selanjutnya. 

Oh iya, kalau kalian mau baca manhwa resminya bisa di Daum ya. Memang menggunakan Bahasa Korea sih, tapi dari gambar pun setidaknya kamu bisa paham konteksnya seperti apa.

*** 

Itu tadi review manhwa “The Unwelcome Guests of House Fildette”. Mungkin ada beberapa poin yang tidak Saya sebutkan. Jika kamu ada tambahan, boleh dong ceritakan pendapat dan ulasan mu di bawah. 

Leave a comment